Minggu, 24 Maret 2013

metode-metode perangsang

Metode-metode Perangsangan :
1. Refleks Chaddock
Penggoresan terhadap kulit dorsum pedis pada bagian lateralnya atau penggoresan terhadap kulit di sekitar malcolus eksterna.

2. Refleks Oppenheim
Pengurutan dari proksimal ke distal secara keras dengan jari telunjuk dan ibu jari tangan terhadap kulit yang menutupi os. telunjuk dan ibu jari tangan terhadap kulit yang menutupi os. tibia atau pengurutan itu dilakukan dengan menggunakan sensi interfalangeal jari telunjuk dan jari tengah dari tangan yang mengepal.

3. Refleks Gordon
Cara membangkitkan Ekstensor Plantar Response ialah dengan menekan betis secara keras.

4. Refleks Scaeffer
Cara membangkitkan respon tersebut adalah dengan menekan tendon Achilles secara keras.

5. Refleks Gonda
Respon patologik tersebut diatas timbul pada penekukan (plantar fleksi) maksimal dari jari kaki keempat.

6. Refleks Bing
Dibangkitkan dengan memberikan rangsangan tusuk pada kulit yang menutupi metatarsal kelima.

pengertian dyspnea dan apnea

Ketidak nyamanan :
 Dyspnea : Pengalaman subjektif dari ketidaknyamanan pernapasan yang terdiri dari sensasi kualitatif berbeda yang bervariasi dalam intensitas" [6] definisi lain menggambarkannya sebagai "kesulitan bernafas", [7] "gangguan pernapasan atau tidak memadai", [8] "kesadaran nyaman bernapas", [3] dan sebagai pengalaman "sesak napas" (yang dapat berupa akut atau kronis).
 Apnea : Apnea, apnea, atau Apnea (Yunani: απνοια, dari α-, privative, πνεειν, untuk bernapas) adalah istilah untuk suspensi pernapasan eksternal. Selama apnea tidak ada gerakan otot-otot pernapasan dan volume paru-paru awalnya tetap tidak berubah. Tergantung pada patensi dari saluran udara mungkin ada atau tidak mungkin aliran gas antara paru-paru dan lingkungan, pertukaran gas di dalam paru-paru dan respirasi seluler tidak terpengaruh.

macam-macam kelainan tulang


1. kiposis
Kyphosis (dari bahasa Yunani - kyphos, punuk), juga disebut roundback atau bungkuk Kelso, adalah suatu kondisi over-kelengkungan vertebra toraks (punggung atas). Hal ini dapat berupa hasil dari penyakit degeneratif (seperti arthritis), masalah perkembangan (contoh yang paling umum adalah penyakit Scheuermann), osteoporosis dengan fraktur kompresi tulang belakang, atau trauma. Dalam arti suatu kelainan, itu adalah patologis melengkung dari tulang belakang, di mana bagian tulang belakang kehilangan sebagian atau semua profil lordotic mereka. Hal ini menyebabkan membungkuk dari belakang, dipandang sebagai postur membungkuk.



Gambar 1 : kiposit







Gambar 2 : lordosis

2. lordosis
Lordosis adalah kelengkungan batin sebagian dari ruas tulang belakang lumbar dan serviks [1]. Dua segmen dari kolom tulang belakang, yaitu serviks dan lumbal, biasanya lordotic, yaitu, mereka diatur dalam sebuah kurva yang memiliki konveksitas nya anterior (depan) dan posterior cekung (belakang), dalam konteks anatomi manusia. Ketika mengacu pada anatomi mamalia lain, arah kurva disebut ventral. Lengkung dalam arah yang berlawanan, yaitu, apex posterior (manusia) atau bagian punggung (mamalia) disebut kyphosis.



3. Pigeon chest
Pectus carinatum, juga disebut dada burung merpati, adalah kelainan bentuk dada ditandai dengan penonjolan tulang dada dan tulang rusuk. Ini adalah kebalikan dari excavatum pectus.


Gambar 3 : pigeon chest (dada merpati)

Jumat, 22 Maret 2013

macam-macam kesadaran




No
Nama
penjelasan
Tanda-tanda
1.





2.



3.







4.  







5.
Compas metis (CM)
(normal)




Apatis
(acuh tak acuh)


Somnolent
(ngantuk)






Derilium.
(mengigau)






Koma (sapor)
(Tidak sadar).
Sadar penuh atau ia sadar terhadap lingkungannya.
dapat dirangsang oleh rangsangan nyeri, bunyi atau gerak.

Acuh tak acuh dan lama untuk menjawab terhadap rangsangan yang diberikan.

Keadaan mengantuk atau disebut juga dengan latergi atau obtundasi.
dapat dirangsang dengan rangsangan dibangunkan atau diberikan rangsangan nyeri.

Penurunan kesadaran disertai peningkatan yang abnormal dari aktivitas psikomotor dan siklus tidur bangun yang terganggu.
Dapat dirangsang dengan rangsangan cubitan.

Keadaan tidak sadar diri yang penderitanya tidak dapat dibangunkan bahkan dengan rangsangan yang kuat.
Sadar, mengantuk atau tidur. Bila tidur dapat dibangunkan dengan memberi rangsangan.



Sadar tapi tidak koeperatif.



Sadar tapi kadang-kadang tertidur, penderita mudah dibangunkan , mampu memberikan jawaban verbal dan menangkis rangsangan nyeri.




Gaduh, gelisah, kacau, berteriak-teriak, meronta-ronta, aktivitas motoriknya meningkat dan disorientasi.




Tidak adanya jawaban terhadap rangsangan yang diberikan.